Selasa, 27 April 2010

antropologi budaya

HUBUNGAN DAN RUANG LINGKUP PERKEMBANGAN ILMU ANTROPOLOGI

Oleh :

Ahmad Nasir Aribowo

A220070088

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2010

A. JUDUL

Hubungan dan Ruang Lingkup Perkembangan Ilmu Antropologi.

B. PEMBAHASAN

Antropologi secara etimologis berasal dari kata Antropos, yang berarti manusia dan logos yang berarti ilmu. Secara umum ilmu Antropologi adalah ilmu tentang manusia. Antropologi merupakan bidang keilmuan memiliki perbedaaan dengan disiplin ilmu lainnya baik dari segi ruang lingkup, pendekatan, Pokok perhatian, dst.
Bila dikaitkan dengan keragaman etnis di Indonesia, antropologi sangat bermanfaat untuk memahami kemajemukan (perbedaan) yang terdapat pada masyarakat Indonesia sehingga menimbulkan rasa persatuan dan kesatuan serta cinta tanah air.
1. Fase-Fase Perkembangan Ilmu Antropologi

a. Fase Pertama (sebelum 1800).

Akhir abad ke-15 dan permulaan abad 16, orang eropa barat mendatangi suku bangsa pribumi Afrika, Asia dan Amerika. Mereka memperoleh bahan pengetahuan berupa deskripsi tentang adat istiadat, susunan masyarakat, bahasa dan ciri-ciri fisik dari beraneka warna suku bangsa yang kemudian dikenal dengan istilah etnografi. Pada masa itu muncullah pandangan orang Eropa terhadap suku bangsa di luar eropa yaitu :
1) Sebagian orang Eropa memandang bahwa bangsa-bangsa itu bukan manusia sebenarnya; bahwa mereka manusia liar, turunan iblis. Dengan Demikian timbullah istilah seperti savages, primitive, yang dipakai oleh orang Eropa untuk menyebut bangsa-bangsa tadi.
2) Sebagian orang Eropa memandang bahwa masyarakat bangsa-bangsa itu adalah contoh dari masyarakat yang masih murni, yang belum kemasukan kejahatan dan keburukan seperti yang ada dalam masyarakat bangsa-bangsa Eropa barat waktu itu.
3) Sebagian orang Eropa tertarik akan adat-istiadat yang aneh, dan mulai mengumpulkan benda-benda kebudayaan dari suku bangsa.

b. Fase Kedua (pertengahan abad ke-19).

Pertengahan abad ke-19 ini timbulah berbagai karangan yang menyusun bahwa etnografi tersebut berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat sehingga terjadi pengklasifikasian aneka warna kebudayaan di dunia dalam tingkat-tingkat evolusi tertentu maka timbullah ilmu antropologi sebagai ilmu yang akademikal yaitu mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk mendapatkan suatu pengertian tentang tingkat-tingkat kuno dalam sejarah evolusi dan sejarah penyebaran kebudayaan manusia.

c. Fase ketiga (permulaan abad ke-20).

Sebagian bangsa negara-negara di eropa berhasil mencapai kemantapan kekuasaan di daerah luar eropa. (kolonialisme) – antropologi menjadi ilmu yang praktis dan tujuannya mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa di eropa guna kepentingan pemerintah kolonial dan guna mendapatkan suatu pengertian tentang masyarakat masa kini yang kompleks.

d. Fase Keempat (sesudah 1930).

Timbulnya antipati terhadap kolonialisme sesudah Perang Dunia II sehingga antropologi memiliki :

1) Tujuan akademikal untuk mencapai pengertian tentang mahkluk manusia pada umumnya dengan mempelajari Aneka warna Bentuk fisik, masyarakat dan budaya.

2) Tujuan Praktikal untuk mempelajari manusia dalam Aneka warna masyarakat suku bangsa guna membangun masyarakat suku bangsa tersebut.

2. Perkembangan Antropologi Masa Kini

Keempat fase perkembangan ilmu Antropologi perlu mendapatkan pengertian dan tujuan ruang lingkupnya. Ilmu Antropologi merupakan ilmu yang masih muda, sehingga tujuan dan ruang lingkupnya masih merupakan suatu kompleks masalah yang menjadi pokok perbedaan paham antara berbagai aliran yang ada dalam kalanganya sendiri. Aliran-aliran dalam Antropologi dapat digolongkan dibeberapa negara dimana ilmu Antropologi berkembang.

Di Amerika ilmu Antropologi mengintegrasikan seluruh bahan dan metode Antropologi di setiap fasenya. Sehingga fase keempat sudah berkembang seluas-luasnya. Di Inggris dan negara bawahannya seperti Australia ilmu Antropologi dalam fase perkembangan yang ketiga masih dilakukan, dan dengan hilangnya daerah-daerah jajahan Inggris maka sifat antropologinya pun berubah. di Eropa seperti Jerman, Austria, Swis, dan Skandinafia ilmu Antropologi masih berada pada fase yang kedua, walaupun sudah ada pengaruh dari Amerika. Di Uni Soveat perkembangan ilmu Antropologi menunjukkan bahwa aktifitas penelitian antropologi sangat besar yang berkaitan tentang tingkat evolusi masyarakat. Di Indonesia baru mulai mengembangkan ilmu Antropologi yang bersifatb khusus.

Berbagai negara masih banyak penggunaan istilah dalam ilmu Antropologi, antara lain: Ethnograpy yaitu pelukisan tentang bangsa-bangsa. Ethnology yaitu ilmu bangsa-bangsa, dipakai di Amerika dan Inggris. Volkerkunde yaitu ilmu bangsa-bangsa, dipakai oleh Eropa tengah. Kulturkunde yaitu ilmu kebudayaan.

3. Ilmu-Ilmu Bagian dari Antropologi

Ilmu-ilmu bagian dari Antropologi antara lain :

a. Paleo-antropologi adalah bagian yang meneliti soal asal-usul dan evolusi manusia dengan menggunakan fosil-fosil manusia jaman dahulu.

b. Antropologi fisik adalah suatu ilmu yang mencoba mencari pengertian tentang sejarah terjadinya aneka warna manusia dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnyaseperti warna kulit, rambut dll.

c. Etnolinguistik atau Antropologi linguistik suatu ilmu bagian yang pada asal mulanya bersangkutan erat denga ilmu Antropologi.

d. Prehistori mempelajari sejarah perkembangan dan penyebaran kebudayaan manusia sejak manusia belum mengenal huruf.

e. Etnologi adalah ilmu bagian yang mencapai pengertian mengenai asas-asas manusia, dengan mempelajari kebudayaan dalam masyarakat.

Paleo-antropologi dan Antropologi fisik merupakan Antropologi fisik dalam arti luas. Sedangkan Etnolinguistik, Prehistori dan Etnologi merupakan antropologi budaya.

4. Hubungan antara Antropologi-Sosial dan Sosiologi

Hubungan antara kedua ilmu tersebut pada awalnya mempunyai kesamaan sudut tujuannya, tetapi kalau ditinjau lebih khusus mempunyai perbedaan yaitu: Mempunyai asal mula dan perkembangan yang berbeda, sehingga menyebabkan adanya suatu perbedaan pengkhususan kepada pokok dan bahan penelitian dari kedua ilmu tersebut dan juga menyebabkan berkembangnya beberapa metode dan masalah yang khusus.

5. Hubungan antara Antropologi dan Ilmu-Ilmu Lain

Hubungan antara ilmu Geologi dan Antropologi yaitu ilmu Geologi mempelajari ciri-ciri lapisan bumi serta perubahannya, sehingga digunakan untuk menetapkan umur relatif dari fosil-fosil makhluk primat dan fosil manusia jaman dahulu serta artefak dan bekas kebudayaan yang digali dari lapisan bumi.

Hubungan ilmu Paleontologi dan Antropologi. Paleontologi merupakan ilmu yang meneliti tentang fosil, sehingga untuk membuat rekontruksi tentang proses evolusi bentuk makhluk.

Hubungan antara ilmu Anatomi dan Antropologi. Peneliti antropologi sangatlah perlu ilmu anatomi karena untuk mendapatkan asal mula dan penyebaran manusia serta hubungan antara ras-ras didunia.

Hubungan antara ilmu Kesehatan masyarakat dan Antropologi. Ilmu antropologi dapat memberi kepada dokter kesehatan masyarakat yang akan bekerja dan hidup diberbagai daerah dengan aneka warna kebudayaan, metode-metode dan cara-cara untuk segera mengerti dan menyesuaikan diri dengan kebudayaan dan adat istiadat lain.

Hubungan antara ilmu Psikiatri dan Antropologi. Merupakan suatu pengulasan dari hubungan antara ilmu antropologi dan ilmu psikologi, yang kemudian mendapat ilmu yang praktis.

Hubungan antara ilmu Linguistik dan Antropologi. Ilmu linguistik merupakan suatu ilmu yang berusaha mengembangkan konsep-konsep dan metode-metode untuk mengupas segala macam bentuk bahasa apapun juga, sehingga dapat dicapai suatu pengertian tentang ciri-ciri dasar dari setiap bahasa didunia secara cepat dan mudah.

Hubungan antara ilmu Arkeologi dan Antropologi. Ilmu antropologi dapat memberi keterangan tentang bagian dari kebudayaan suatu bangsa yang tidak dapat diberikan oleh ilmu-ilmu lain yang meneliti kebudayaan.

Hubungan ilmu Sejarah dan Antropologi. Antropologi memberi bahan prehistori sebagai pangkal bagi penulis sejarah dari tiap bangsa di dunia.

Hubungan antara ilmu Geografi dengan Antropologi. Seorang Antropologi juga memerlukan pengertian tentang Geografi, karena banyak masalah kebudayaan manusia mempunyai sangkut paut dengan keadaan lingkungan alamnya.

Hubungan antara ilmu Ekonomi dan Antropologi. Seorang ahli ekonomi yang hendak membangun ekonomi di setiap negara tentu akan memerlukan bahan komperatif, misalnya sikap terhadap kerja, sikap terhadap kekayaan, sistem gotong royong, atau bahan komperatif tentang berbagai unsur darisistem kemasyarakatan tersebut.

Hubungan antara ilmu Adat Indonesia dan Antropologi. Seorang ahli hukum adat Indonesia mempergunakan metode Antropologi untuk menyelami latar belakang kehidupan hukum adat diberbagai daerah di Indonesia. Antropologi penting karena hukum adat bukan merupakan suatu sistem hukum yang telah diabstraksikan sebagai aturan-aturan, melainkan timbul dan hidup langsung dari masalah-masalah perdata yang berasal dari dalam aktifitas masyarakat.

Hubungan antar ilmu Administrasi dan Antropologi. Keterangan mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan agraria, yang menjadi suatu kompleks masalah yang penting dalam ilmu Administrasi, antara lain bisa di dapatkan dengan metode-metode Antropologi.

Hubungan ilmu Politik dan Antropologi. Ilmu Antropologi digunakan untuk mendapat pengertian mengenai tingkah laku dari partai politikyang sedang dipelajarinya, begitu juga sebaliknya.

6. Metode Ilmiah dari Antropologi

Metode ilmiah merupakan cara untuk melakukan suatu penelitian sehingga diperoleh kesimpulan. Langkah-langkah yang diperlukan antara lain observasi sehingga diperoleh data-data secara nyata atau fakta, kemudian data-data tersebut dikumpulkan dan diubah menjadi tulisan, dalam metode ilmiah Antropologi tersebut menggunakan metode kualitatif.

7. Tenaga Sarjana, Lembaga, Majalah, dan Prasarana Ilmu Antropologi

Kegiatan ilmiah biasanya dilakukan oleh tenaga ahli dan sarjana yang telah dilatih dalam mengembangkan masalah-masalah dalam lapangan suatu cabang ilmiah dan dalam hal meneliti masalah-masalah tadi.

Dalam melakukan penelitian biasanya memerlukan biaya yang tidak sedikit, sehingga harus ada badan-badan atau lembaga yang mendorong untuk melakukan kegiatan penelitian para ahli tersebut. Badan atau lembaga tersebut biasanya adalah perguruan-perguruan tinggi, disamping bertugas mengerjakan, juga berusaha mengembangkan berbagai macam cabang ilmiah.

Majalah merupakan sarana yang penting untuk membantu kelancaran kegiatan penelitian, maka dari itu tenaga ahli atau sarjana yang sedang melakukan kegiatan penelitian harus mempunyai majalah yang berkaitan tentang kegiatan penelitian tersebut.

C. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Hardjanti, Kartika S. 2007. Materi Ajaran Antropologi pada Suspan Sesko Angkatan 2007. Dikutip dari Http:// www.wodpress.com. (diakses pada tanggal 12-02-2010 pukul 21.50 WIB).

Ihromi,T.Q. 2006. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta : Yayasan obor Indonesia Universitas Indonesia.

Kontjaraningrat. 1981. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta.

Koentjaraningrat.2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta.

1 komentar: