Selasa, 18 Mei 2010

sikap moral yang kuat mata kuliah filsafat etika

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Kebahagiaan tidaklah sama dengan kegembiraan atau kesenangan. Kebahagiaan adalah suatu keadaan yang berlangsung dan bukanlah suatu perasaan atau emosi yang berlalu. Secara umum boleh jadi seseorang merasa bahagia meskipun sementara menderita kesedihan. Kebahagiaan bukanlah suatu disposisi atau sikap jiwa yang riang gembira, memandang hidup dengan gembira, meskipun tidak di sangkal bahwa hal-hal tersebut bisa menolong ke arah kebahagiaan.

Seseorang bahagia sempurna karena ia secara utuh memiliki yang baik yang sempurna. Kebahagiaan sempurna datang dari hal yang sepenuhnya memuaskan segala keinginan kita. Kebahagian disebut tidak sempurna apabila tidak memuaskan semua keinginan kita atau andai kata memuaskan semua keinginan, tetapi tidaklah memuaskan keinginan dengan sepenuhnya.

B.RUMUSAN MASALAH

1 jelaskan definisi kebahagiaan?

2 bagaimana semua orang memuaskan kebahagiaan?

3 jelaskan pandangan tentang kebahagiaan

BAB II

PEMBAHASAN

A.Definisi Kebahagiaan

Kebahagiaan adalah keinginan yang terpuaskan karena di sadari dan memiliki sesuatu yang baik. Kepuasan jasmani semata bukanlah kebahagiaan. Sebenarnya hanya makhluk yang berakal budi yang benar-benar dapat bahagia. Sebab hanya merakalah yang dapat merenungkan keadaanya, dan sadar, mengerti kepuasaan yang mereka alami. Kebahagiaan adalah keadaan subyektif yang dengan itu seseorang merasa dalam dirinya kepuasaan keinginannya dan sadar dirinya memiliki sesuatu yang baik.

Kebahagiaan tidaklah sama dengan kegembiraan atau kesenangan. Kebahagiaan adalah suatu keadaan yang berlangsung (a listing condition), dan bukanlah suatu perasaan atau emosi yang berlalu. Secara umum boleh jadi seseorang merasa bahagia meskipun sementara menderita kesedihan, persis bagaimana seseorang yang mengalami ketidak bahagiaan yang kronis juga mengenal saat-saat gembira. Kebahagian juga bukanlah suatu disposisi atau sikap jiwa yang riang gembira, memandang hidup dengan gembira, meskipun tidak di sangkal bahwa hal-hal tersebut bisa menolong kearah kebahagiaan.

Guna menghindari kekacauan, hendaknya diperhatikan dengan sungguh-sungguh bahwa filsafat moral memandang kebahagiaan kodrati melulu (natural happines). Kebahagiaan kodrati adalah pemuasaan segala hasrat yang termasuk pada dan muncul dari kodrat telanjang manusia (man’s bare nature).

B.Semua Orang Mencari Kebahagiaan

Manusia, kehendak manusia, tidaklah bebas mengenai kebahagiaan secara umum. Manusia dibentuk sedemikian rupa dan manusia wajib mencarinya. Tetapi manusia bebas dalam memilih obyek-obyek kongkrit yang ada dari mana manusia mengharapkan mendapatkan kebahagiaan. Tetapi tidaklah semua tahu bagaimana menemukan kebahagiaan.

Secara psikologis tidaklah mungkin menghendaki atau mengingini penderitaan demi penderitaan. Mereka yang nampaknya senang membuat dirinya menderita sebenarnya hanya menunjukkan jiwa yang tidak sehat. Ini merupakan sesuatu kekecualian yang menunjukkan betapa tidak lumrahnya bertingkah laku semacam itu. Apa yang sebenarnya mereka cari, secara tidak sadar mungkin adalah semacam pemuasaan sadistik-masokistik yang mereka dapat dengan berbuat demikian.

Kebahagiaan adalah motif terdasar dali segala sesuatu yang kita kerjakan. Setiap perbuatan kita digerakkan oleh keinginan. Pemuasaan keinginan dikehendaki paling sedikit sebagai suatu unsur dalam keseluruhan kebahagiaan kita. Sering kita harus mengorbankan beberapa yang baik untuk hal-hal yang baik lainnya. Bisa juga kita keliru memilih sesuatu yang sebenarnya baik. Tidak perlulah kita dengan eksplisit memikirkan tentang kebahagiaan dalam segala hal yang kita kerjakan. Kita tidak boleh dulu berhenti pada setiap perbuatan.

C.Beberapa Pandangan Tentang Kebahagiaan

Kaum budhis berpendapat bahwa keinginan manusia tidak pernah dapat di puaskan, maka sudah semestinya kalau eksistensi manusia itu menyedihkan. Oleh karna keinginan tidak pernah dapat dipenuhi, tugas yang harus dikerjakan bukanlah dengan memuaskan mereka, tapi tugasnya adalah menekankanya atau mematikannya sehingga tidak terasa lagi.

Hanya dengan asetisme dan samadi (pengheningan cipta) akan berhasil memadamkan keinginan, dan orang bisa terlepas (tercabut) dari roda samsara dan tenggelam ke taraf nirwana. Kebahagiaan adalah kedamaian mutlak dari ketiadaan, entah ini berarti pelenyapan total, entah berarti kita memang kurang jelas.

Pemikiran di timur ini di eropa dibangkitkan oleh Arthur Schopen Hauer yang mendapatkan julukan sebagai pendekar kaum pesimis. Menurut anggapanya dunia ini demikian penuh dengan duka nestapa, penuh penderitaan dan lebih baik tidak hidup. Kebajikan yang paling utama ialah rasa simpati dimana kita mengganti prinsip will-to-live dengan will to let live. Dengan sikap ini kita mendapatkan keringan dalam pergaulatan yang terus-menerus berlangsung. Kebahagiaan adalah tujuan manusia

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Kebahagiaan adalah keinginan yang terpuaskan karena dengan sadar memiliki yang lebih baik. Kebahagiaan sempurna sepenuhnya memuaskan keinginan kita. Kebahagiaan tidak sempurna mempunyai kekurangan di sana- sini.

Semua manusia mencari kebahagiaan secara umum karena semua menghendaki keinginan mereka terpuaskan, tetapi mereka berbeda di dalam apa yang menurut pendapat mereka bahagia. Mereka yang nampaknya mengiginkan kesengsaraan atau memilih keburukan, hanya kekecualian.

B.Saran

1 Manusia harus mempunyai keinginan yang ditanamkan dalam kodrat kemanusiaan oleh tuhan.

2 kebahagiaan manusia harus berdasar pada apa yang kita kerjakan, meskipun muhkin kita mencarinya hanya secara implisit

3 manusia harus mempunyai suatu keinginan pada kebahagiaan yang sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Poespoprodjo, Dr. W. 1986. Filsafat Moral. Bandung: Remajda kaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar